Kamis, 02 Juni 2011

BALAKASADUR...

            REKAPITULASI
PEMBAYARAN KULIAH UIA ASSAFI’IYAH CAMPUS SERANG
TAHUN 2009-2011

NAMA : SODIKIN                                                                Semester :I-IV /2009-2010
NIM    : 5520090081
NO
HARI/TGL
PEMBAYARAN
BESARNYA(RP)
JUMLAH
KET
1
21-3-2010
Pendaftaran
500.000
500.000

2
22-5-2010
Bayar UAS 1/smt 1
100.000
600.000

3
18-6-2010
SPP/smt 1
1000.000
1.600.000

4
25-6-2010
UAS-2/smt 1
100.000
1.700.000

5
6-6-2010
SPP /Smt 1
500.000
2.200.000

6
10-7-2010
SPP/smt 1
500.000
2.700.000

7
24-7-2010
SPP+UAS 3/ SMT 1
600.000
3.300.000

8
27-8-2010
UAS 4/ Smt 1
100.000
3.400.000

9
10-10-2010
SPP/smt 1
1.500.000
4.900.000

10
30-10-2010
UAS 5/smt 1
100.000
5.000.000

11
7-11-2010
Bayar jas Almamater
300.000
5.300.000
5.300.000
-100.000
12
6-12-2010
SPP/smt 2
500.000
500.000

13
21-12-2010
SPP /smt 2
500.000
1.000.000

14
8-1-2011
SPP/smt 2
500.000
1.500.000

15
28-1-2011
SPP+UAS
600.000
2.100.000

16
26-2-2011
SPP /Smt2
500.000
2.600.000

17
6-3-2011
SPP+UAS
600.000
3.200.000

18
2-4-2011
SPP /smt 2
500.000
3.700.000

19
9-4-2011
SPP+UAS
600.000
4.300.000
4.300.000
-200.000
20












































































































Pabuaran,   Mei 2011
Written By

Kang shodiq

Tugas Desain Pembelajaran UNIVERSITAS ISLAM AS-SAFI’IYAH (UIA) PROGRAM PASCASARJANA PROGRAMSTUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN UJIAN AKHIR SEMESTER Nama : SODIKIN NIM : 55 2009 0081 MATA UJIAN : Desain Pembelajaraan /Instruksional HARI : Ahad , 22 Mei 2011 Dosen : Tanti Astriatie.Z,S.Pd,M.Pd JAWABAN SOAL UAS 1.a. Uraikan pengertian Terminologi dari : - Pandangan Sistem (System vew) DefinisiSistem Sesuai dengan pengertian di atas, suatu "sistem" adalah merupakan jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling bekerja bersama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasar atas kebutuhan yang telah ditentukan. Setiap "sistem" pasti mempunyai tujuan, dan semua kegiatan dari komponen-komponen adalah diarahkan untuk menuju tercapainya tu¬juan tersebut. Pandangan sistem intruksional adalah suatu proses secara sistematis dan logis untuk mempelajari problem-problem pembelajaran, agar mendapatkan pemecahan yang teruji validitasnya dan praktis bisa dilaksanakan (Ely, 1979 : 4). - Pendekatan system (system Approach) Systems Approach (Pendekatan Sistem): Suatu proses yang dengannya kebutuhan diidentifikasi, problem dipilih, syarat-syarat pemecahan problem diidentifikasi, pemecahan dipilih dari beberapa alternatif, metode dan alat dicari dan diterapkan, hasil dievaluasi, dan revisi yang diperlukan terhadap seluruh bagian dari sistem tersebut dilaksanakan, sedemikian rupa sehingga kebutuham ter¬ebut dapat tercapai. Dengan memahami arti istilah-istilah tersebut di atas, maka penger¬tian sistem secara lebih mendalam dapat dicapai misalnya tentang defi¬nisi, unsur, sifat, tingkat, dan kegunaannya dalam penyusunan planning. - Analisis system (Analisis System) Analisis pembelajaran merupakan proses penjabaran prilaku umum menuju ke prilaku khusus yang tersusun secara logis dan sisitematis. Dengan tersusunnya gambaran prilaku khusus dari yang paling awal hingga akhir. Menurut Dick and Carey analisis pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang bisa diterapkan dalam suatu tujuan pembelajaran menghasilkan identifikasi langkah-langkah yang relevan bagi penyelenggara suatu tujuan dan kemampuan-kemampuan subordinat yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk mencapai tujuan. - Sintesa Sistem (syintesis system) Istilah pengembangan sistem instruksional (instructional systems development) dan disain instruksional (instructional design) sering dianggap sama, atau setidak-tidaknya tidak dibedakan secara tegas dalam penggunaannya, meskipun menurut arti katanya ada perbedaan antara "disain" dan "pengembangan". Kata "disain" berarti "membuat sketsa atau pola atau outline atau ren-cana pendahuluan". Sedang "mengembangkan" berarti "membuat tumbuh secara teratur untuk menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih efektif, dan sebagainya." Beberapa definisi yang menunjukkan persamaan antara keduanya adalah sebagai berikut 1.b Perlunya Pendekatan Sistem dalam mengembangkan Pembelajaran Dalam cakupan pengertian sistem termuat adanya berbagai komponen (unsur), berbagai kegiatan (menunjuk fungsi dari setiap komponen), adanya saling hubungan serta ketergantungan antar komponen, adanya keterpaduan (kesatuan organis = integrasi) antar komponen, adanya keluasan sistem (ada kawasan di dalam sistem dan di luar sistem), dan gerak dinamis semua fungsi dari semua kompo¬nen tersebut mengarah (berorientasi = berkiblat) ke pencapaian tuju¬an sistem yang telah ditetapkan lebih dahulu. Bertolak dari identifikasi sistem tersebut, akan disajikan beberapa batasan sistem untuk diarifi seperlunya, batasan sistem tersebut, adalah: 1. Sistem adalah komposisi (susunan yang serasi) dari fungsi komponennya. 2. Sistem adalah rangkaian komponen yang saling berkaitan dan berfungsi ke arah tercapainya tujuan sistem yang telah ditetap¬kan lebih dahulu. (Warijan, dkk., 1984: 1) 3. Sistem adalah pengkoordinasian (pengorganisasian) seluruh komponen serta kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan lebih dulu. 4. A system is an organized or complex whole; an assemblage or combination of things or parts forming a complex or unitary whole. (Johnson, Kast, dan Rosenzweig, 1973: 4). Pengertian dan ciri-ciri sistem atau pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisis (misalnya: sistem tata surya, rakitan mesin), dapat dihubungkan dengan analisis biotis (misalnya: jaring-jaring ekologis, koordinasi tubuh manusia), dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial (misalnya: kehidupan ekonomis, gejala pendidikan, pola nilai hidup). Analisis sistem sosial relatif lebih rumit dibanding analisis sistem fisis dan sistem biotis; sistem sosial pada umumnya dan khususnya sistem pendidikan bersifat terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di luar sistemnya (rentan terhadap pengaruh luar), misalnya: sistem sekolah mudah dipengaruhi oleh situasi masya¬rakatnya (supra sistemnya). Karakter sistem pendidikan yang bersifat terbuka ini menuntut konsekuensi penyelenggaraan pendidikan sekolah yang kritis (dalam mawas diri) dan kreatif (dalam mencari alternatif pengembangan yang positif) secara berkesinambungan. 1.c.Gambarkan prosedur model desain instruksional oleh :  Model Dick and Carey Tahapan model pengembangan sistem pembelajaran menurut Dick and Carey (1937 : 1) dibagi menjadi 10 tahapan yaitu: 1. Menganalisis Tujuan Pembelajaran. 2. Melakukan Analisis Pembelajaran. 3. Menganalisis siswa dan konteks. 4. Merumuskan tujuan khusus. 5. Mengembangkan instrumen penilaian. 6. Mengembangkan strategi pembelajaran. 7. Mengembangkan materi pembelajaran. 8. Merancang & Mengembangkan Evaluasi Formatif. 9. Merevisi Pembelajaran. 10. Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Summatif  Model Dick and Kemp Menurut Kemp (1977) pengembangan intruksional atau desain intruksional itu terdiri dari 8 langkah yaitu : 1. Menentukan tujuan intruksional umum (TIU) atau Standar Kompetensi. 2. Menganalisis karakteristik peserta didik 3. Menentukan TIK atau Kompetensi Dasar. 4. Menentukan materi pelajaran 5. Menetapkan penjajagan awal (pre test) 6. Menentukan strategi belajar mengajar 7. Mengkoordinasi sarana penunjang, yang meliputi tenaga fasilitas, alat, waktu dan tenaga. 8. Mengadakan evaluasi  Model Banathy Menurut Banathy, secara garis besar pengembangan desain intruksional meliputi enam langkah pokok yaitu : 1. Merumuskan tujuan (formulate objectives); 2. Mengembangkan tes (develop test); 3. Menganalisis kegiatan belajar (analyzing learning task); 4. Mendesain sistem instruksional (design system); 5. Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil (implement and test output); 6. Mengadakan perbaikan (change to improve);  Prosedur PPSI PPSI adalah suatu langkah-langkah pengembangan dan pelaksanaan pengajaran sebagai suatu sistem dalam rangka untukmencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien. Model PPSI ini memiliki 5 langkah pokok, yaitu: 1) Merumuskan tujuan instuksional khusus Dalam merumuskan TIK ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu: a. Benggunakan istiliah yang operasional. b. Berbentuk hasil belajar. c. Berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. d. Dalam satu TIK hanya memuat satu perubahan tingkah laku. Sedangkan meurut Magerm TIK hendaknya mengandung unsur-unsur berikut: a. Berorientasi kepada peserta didik. b. Pernyataan tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik (perfomance) c. Dalam kondisi yang bagaimana peserta didik diharapkan melakukan tingkah laku tersebut (conditins) d. Kriteria dari kemampuan dan keterampilan yang dikehendaki (criterion) 2) Mengembangkan alat evaluasi Fungsi evaluasi ini adalah untuk menikai sampai di mana peserta didik telah mencapai TIK yang dirumuskan. Pengembangan alat evaluasi ini ditetapkan pada tahap ke dua, dengan pertimbangan: a. Penilaian terhadap sistem instruksioanal didasarkan pada hasil yang dicapai. b. Untuk mengecek TIK dapat diukur atau tidak dalam rangka perbaikan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengembangan alat evaluasi ini adalah: a. Menentukan jenis tes yang akan digunakan untuk mengukur tercapai tidaknya TIK. b. Menyusun butir tes (item soal) untuk menilai masing-masing TIK. 3) Menetapakan kegiatan belajar dan materi pelajaran Kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini adalah: a. merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai TIK. b. Menetapkan kegiatan belajar yang tidak perlu ditempuh. c. Menetapkan kegiatan belajar yang akan ditempuh. d. Menetapkan materi pelajaran. 4) Merencanakan program kegiatan Dalam tajap keempat ini, kegiatan yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut: a. Menetapkan strategi belajar mengajar, termasuk metode yang digunakan b. Memilih alat pelajaran dan sumber bahan atau media yang akan digunakan. c. Menyusun jadwal penyajian. 5) Melaksanakan program Dalam melaksanakan program, kegiatan yang harus ditempu adalah: a. Menyelenggarakan pre-tes b. Menyajikan materi pelajaran c. Menyelenggarakan pos-tes d. Melakukan revisi (perbaikan) 1.d. Prinsip-Prinsip Pengembangan Instruksional & Implikasi Dalam Pengembangan Instruksional 1) Prinsip Pertama Respon-respon baru diulang sebagai akibat dari respon tersebut. bila respon itu berakibat menyenangkan, learner cenderung untuk mengulang respon tersebut. Implikasinya :  perlu pemberian umpan balik dengan segera.mengapa demikian ?  learner perlu aktif membuat respon. (bagimana caranya) Karena apabila respon yang kita berikan itu kurang cepat maka akantimbul ke bimbangan pada diri peserta didik terhadap apa yang telah mereka kerjakan semakin cepat kita memberikan reinforsmen maka peserta didik akan cepat merasa puas tentang apa yang telah mereka kerjakan dan akan ada rasa kecenderungan untuk mengulang. o Bertanya pada tutor tentang penjelasan yang telah diberikan dan tutor menjawabnya dengan penjelasan yang menarik sehingga akan timbul rasa untuk mengulang Implikasi: o Perlunya umpan balik positif dengan segera o keharusan pembelajar untuk aktif membuat respons perlunya pemberian latihan (exercise) dan tes. 2) Prinsip Kedua Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga dibawah pengaruh atau kondisi atau tanda-tanda yang terdapat dalam lingkungan mahasiswa. (tulisan gambar, komunikasi verbal, keteladanan guru). Beri pejelasan apa maknanya. Implikasinya :  Perlu menyatakan tujuan pembelajaran secara jelas kepada mahasiswa. Mengapa ? Yang dimasud adalah melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi,yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran media dan sumber belajar yang relevan serta gerakan gerakan guru yang mampu membang kitkan motivasi belajar siswa. Karena sebelum kita memberikan penjelasan atau menerangkan materi kita perlu menyampaikan tujuan sebab dengan siswa tau tentang tujuan dari pelajaran atau materi itu akan memotivasi siswa untuk meningkatkan minat belajar dengan manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari materi tersebut sebab dalam suatu pernyataan di buku quantum learning karya boby de porter bahwa untuk meningkatkan minat anak pada suatu materi kita harus menjelaskan tujuan dari materi itu kelak setelah mereka kuasai jadi minat akan mempempengaruhi motivasi untuk mempelajarinya dan akan timbul emosi yang positif pada peserta didik, dengan adanya emosi yang positif maka akan timbulkecerdasan otak kemudian dengan adanya kecerdasan otak maka akan timbul keberhasilan dalam mengikuti pelajaran dan keberhasilan akan menimbulkan kenaikan derajat pada peserta didik sehingga akan timbul reinforcmen pada diri peserta didik untuk mengulangnya. 3) Prinsip Ketiga Perilaku yang ditimbulakan oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak diperkuat dengan pemberian akibat yang menyengkan. Bagaimana implikasinya dalam pembelajaran ? Ini bermaksud bahwa method pembelajaran yang menyenangkan dan tanpa paksaan akan mengembangkan motivasi serta kesadaran pada diri peserta didik dan akan terus menimbulkan penguatan yang akan menimbulkan pengulangan yang berulang - ulang. Implikasinya yaitu : Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu secar singkat tapi mencakup semua bahan aspek yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk dasar pelajaran yang akan dibahas sehingga peserta didik dapat melakuakan refleksi dan penguatan pada pelajaran/ materi yang lalu. 4) Prinsip Keempat Belajar terbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula. a. Jelaskan apa makna dari prinsip tersebut ? b. Bagaimana implikasinya dalam proses pembelajaran ? Bahwa kondisi pembelajaran yang seadanya dan kondisi seadanya akan menimbulkan pentrasferan ilmu pengetahuan yang seadanya pula pada peserta didik dan akan menghasilkan kurang berhasilnya proses pembelajaran. Karena disini penggunaan media dalam menkongritkan suatu materi pembelajaran akan berpengaruh pada persepsi siswa pada benda nyata. Implikasi: • Pemberian kegiatan belajar yang mirip dengan kondisi dunia nyata • Pemberian contoh-contoh riil/nyata • Penggunaan variasi metode dan media 5) Prinsip Kelima Belajar mengeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks seperti pemecahan masalah. bagaiman implikasinya dalam pembelajaran ? Implikasi: • Perlunya keseimbangan dalam memberikan contoh (baik-buruk, positifnegatif,ganjil-genap, konkrit-abstrak, dsb.) 6) Prinsip Keenam Status mental mahasiswa untuk menghadapi perkuliahan akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan mahasiswa selama belajar. a. Jelaskan makna dari prinsip tersebut b. Bagaiman implikasinya dalam pembelajaran ? Disini dituntut seorang guru mampu nyampaikan materi pelajaran dengan menyenangkan dan enak untuk dipahami oleh peserta didik karena apabiala penyapaian materi kurang menarik akan menimbulkan rasa bosan pada peserta didik disini pendidik dituntut untuk bisa menggugah semangat belajar dengan menggunakan disain pembelajaran dengan mengidentifikasi peserta didik : • Lingkungan social /karakteristik secara umum peserta didik • Kompetensi dasar yang telah dikiliki peserta didik • Gaya belajar Implikasi : Desain penyampaian materi dengan menarik supaya peserta didik dapat refres dalam menerima materi. 7) Prinsip Ketuju Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah langkah kecil dan disertai umpan balik untuk penyelesaian setiap langkah akan membantu siswa dalam pemahaman materi ajar. Bagaiman implikasi dalam pembelajaran ? Makudnya adalah pembagian kelompok kelmpok kecil ditujukan untuk lebih memandirikan siswa dalam melaksanakan pembelajaran karena meskipun pembelajaran berkelompok tapi yang ingin diubah oleh guru adalah perubahan kompetensi indifidu secara mandiri. Imlikasi : pembagian kelompok belajar utuk menyampaikan materi di kelas/ diskusi kelompok. 8) Prinsip Kedelapan Ketrampilan tingkat tinggi seperti ketrampilan memecahkan masalah adalah perilaku kompleks yang terbentuk dari komposisi ketrampilan dasar yang lebih sederhan. Bagimana implikasi terhadap perumusan tujuan pembelajaran untuk memenuhi prinsip tersebut ? Implikasi : • Dalam penentuan standart kompetensi harus dijabarkan kedalam kegiatan yang operasional melalui indicator indicator. Guna untuk mengukur nantinya apakah kompetensi dasar yang kita buat memang dapat merubah tingkah laku peserta didik atau pencapaian kompetensi. 9) Prinsip Kesembilan Belajar cenderung menjadi cepat dan efisien serta menyenangkan bila siswa diberi informasi bahwa ia menjadi lebih mampu dalam ketrampilan memecahkan masalah. Bagaiman implikasinya terhadap urutan meteri ajar dan kemajuan siswa dalam menyelesaikan /mencapai kompetensinya ? Implikasinya : a. Siswa diberi penjelasan tentang kompetensi dasar dari suatu materi serta indikator-indikator yang harus diakukan guna mencapai suatu koetensi yang diharapkan. b. Dengan adanya informasi itu kalau siswa merasa butuh atau need maka siswa akan mempelajarinya dengan semangat dan kesadaran karena mereka membutuhkan materi itu guna pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. c. pembelajaran dimulai dari yang sederhana bertahap menuju ke yang makin kompleks d. hasil kemajuan belajar di dinformasikan supaya ada reinfrocment e. Maka kompetensi dapat dicapai 10) Prinsip Kesepuluh Perkembangan dan kecepatan belajar siswa berfariatif, ada yang maju dengan cepat ada yang lebih lambat . Bagaimana implikasinya prinsip ini dalam pembelajaran ? Diadakan evaluasi guna mengukur hasil belajar peserta didik dan mengelompokkannya menjadi kelompok kelompok supaya nantinya pembelajaran dapat berlagsung secara merata dalam arti bahwa kita melakukan JAWABAN NO. 2 2. Sistematika Prinsip-prinsip dan Konsep penegembangan Pembelajaran 2.a. Mata Pelajaran :Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas /Semester : VI/2 Alokasi Waktu :35 menit ( 1x pertemuan ) 2.b. A. Standar Kompetensi ( Tujuan Umum ) Memahami pentingnya menghemat energy B. Kompetensi Dasar ( Tujuan Khusus ) Mengidentifikasi kegunaan energy listrik dan berpartisipasi dalam penghematannyadalam kehidupan sehari-hari . C. Tujuan Pembelajaran - Siswa dapat menyebutkan alat-alat rumah tangga yang menggunakan energy listrik - siswa dapat menjelaskan kegunaan energy listrik dalam kehidupan sehari hari D. Indikator - Menyebutkan alat-alat rumah tangga yang menggunakan energy listrik - Menjelaskan kegunaan energy listrik dalam kehidupan sehari-hari E. Materi Pokok (terlampir ) Kegunaan energy listrik dan berpartisipasi dalam penghematannya. F. Metode 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Diskusi 4. penugasan/Presentasi G. Langkah –Langkah pembelajaran 1. Kegiatan Awal /Pendahuluan - Tanya Jawag mengulang materi minggu lalu - Menginformasikan tujuan yang hendak dicapai 2. Kegiatan Inti - Membentuk kelompok yang beranggotakan lima orang secara heterogen - Guru menyampaikan materi sebagaimana biasa - siswa membentuk kelompok dengan cara berpasangan - Guru menunjuk siswa untuk menceritakan materi yang baru diterima dan pasangannya mencatat kemudian berganti peran .  Guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa  Membuat kesimpulan . 3. Kegiatan Akhir/Penutup - Memantapkan konsep - Mengadakan evaluasi - Memajangkan hasil evaluasi H. Sumber /Alat dan bahan 1. sumber a. buku teks sain kls VI b. Buku teks lain yang relevan 2. Alat dan bahan a. Gambar alat-alat rumah tangga yang menggunakan energy listrik b. lembar kerja siswa I. Penilaian 2.c. Instrumen tes Penilaian  Tes tertulis a. Pemahaman Konsep dan Penerapannya Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat ! 1. Informasi dan hiburan dapat diperoleh dari alat listrik , yaitu…. 2. Mesin cuci menggunakan energy…. 3. Alat rumah tangga penanak nasi yang menggunakan energy listrik bernama…. 4. Listrik dihasilkan dari statsiun ….. 5. Terjadinya persentuhan antara kawat listrik dari kutub positif dan kawat listrikdari kutub negative menimbulkan …. b. Kinerja Ilmiah Jawablah pertanyaan –pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang tepat ! 1. Berilah tiga contoh peralatan rumah tangga yang menggunakan energy listrik ! 2. Penggunaan alat-alat listrik di rumah bukan tanpa resiko . jelaskan apa maksudnya? Bersama kelompok mu datalah berbagai macam peralatan listrik ,yang ada disekitar kamukemudian catatlah cara menghemat energy dan kegunaannya! Isikan pada table berikut ini ! No Nama alat Cara menghemat Kegunaan 1 2 3 4 5 Kriteri Penilaian /Bobot Penilaian A. Tes Pemahaman Konsep Untuk soal no. 1 s/d 5 = 2x5 = 10 B. Tes kinerja ilmiah 1 s/d 2 = 5x2 = 10 C. Penilain Kinerja Kelompok Tabel Penilaian No Nama kelompok Kerjasama Kekompakan/Ketekunan Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang 1 2 3 4 5 2.d. Sinopsis Materi A. Kegunaan Energi listrik dan cara menghematnya . Kita sudah dapat merasakan kgunaan listrik dalam kehidpan sehari-hari. Lampu-lampu dirumah dapat menyala terang karena energy listrik. Alat –alat perlengkapan rumah tangga banyak yang menggunakan energy listrik ,misalnya TV ,Radio,Lemari Es ,Mesin cuci ,dan kipas angin . B. Ada berbagai cara untuk menghemat energy listrik, antara lainsbb. 1. Tidak terlalu sering menghidupkan dan mematikan alat listrik dengan daya tinggi ,misalnya setrika. 2. Tidak lupa mematikan lampu pada saat bangun pagi . 3. Pilih peralatan listrik yang menggunakan daya rendah . 4. Menggunakan listrik seperlunya ,misalnya pada saat menghidupkan televise atau radio,kita tidak membiarkannya tetap hidup sementara kita sudah tidak menonton atau mendengarkan siaran rdio. 5. Menggunakan lampu dengan daya yang rendah sesuai dengan kebutuhan Dengan menghemat energy dirumah ,kamu juga tela membantu mengurangi pengeluaran keluarga,jadi uang yang tersisa bisa digunakan untuk membeli kebutuhan lainnya.  Cara mempresentasikannya:  Guru memasang gambar alat-alat yang menggunakan energy listrik  Mengadakan Tanya jawab tentang kegunaan alat-alat yang terdapat pada gambar  Membagikan lembar kerja pada masing –masing kelompok  Diskusi membahas lembar kerja yang disajikan guru.  Melaporkan hasil diskusi  Membuat kesimpulan bersama-sama guru.  Bedanya isi dan sistematika materi  Isi Disampaiakn keseluruhan materi yang memuat dan terkandng pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sebagai tujuan pembelajaran  Sitematik Disampaikan sesuai dengan urutan tujuan indicator yang akan disampaiakn pada kegiatan belajar mengajar http//www.ikinsodikin48@yahoo.com

UNIVERSITAS ISLAM AS-SAFI’IYAH  (UIA)
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAMSTUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UJIAN AKHIR SEMESTER
Nama                                                             : SODIKIN
NIM                                                              : 55 2009 0081
MATA UJIAN                                              : Desain Pembelajaraan /Instruksional
HARI                                                            : Ahad , 22 Mei 2011
Dosen                                                        

Selasa, 12 April 2011

Kamis, 07 April 2011

TUGAS KELOMPOK I " PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR"



PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR
Tentang
PENGEMBANGAN MEDIA DALAM DISKUSI PADA PEMBELAJARAN 

DOSEN : DR.SAMSUDIN









DISUSUN OLEH :

KELOMPOK  1


SODIKIN
ENDRO GUNAWAN
HJ. MAISAROH
DEDE SUSILAWATI





PROGRAM PASCASARJANA  TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM ASSAFI’IYAH (UIA)
JAKARTA 2011




KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan dengan keinginan yang luhur maka kelompok kami telah menyelesaikan makalah pada Mata Kuliah “Pengembangan Sumber Belajat’ yaitu tentang “Pengembangan Media dalam Diskusi pada pembelajaran oleh Dosen: DR.Samsudin.
Allhamdulillah Makalah ini dapat diselesaikan atas rahmat Allah dan kerja sama kelompok l,dengan penuh rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas ini.
Tiada gading yang tak retak,penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang memotivasi.Dan semoga dengan selesainya Makalah ini dapat berguna,bagi kelompok kami dan  umumnya para pembaca,Amin...


Serang, 4 April 2011
Kelompok l








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………i
DAFTAR ISI  …………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ……………………………………………………………1
B.     Rumusan Masalah  ………………………………………………………..1
C.     Tujuan  ……………………………………………………………   ……1
D.    Metode Penulisan  ………………………………………………………...2
BAB II  KAJIAN TEORI
A.    Pengertian Media Pembelajaran  …………………………………… ……2
B.     Pengertian Diskusi ………………………………………………………..3
C.     Penerapan Metode Diskusi dalam Pembelajaran …………………  ……...4
BAB  III PEMBAHASAN
A.    Manfaat Media Dalam Pembelajaran ………………………………  ……5
B.     Pengertian  Diskusi dalam Pembelajaran ……………………………   …..6
C.     Penerapan Diskusi dalam Pembelajaran …………………………   ……...6
D.    Kegunaan Diskusi dalam Pembelajaran ………………………… …   …...7
E.     Langkah-langkah dan jenis Diskusi dalam Pembelajaran …………       ……9
BAB  IV  PENUTUP
A.    Kesimpulan ……………………………………………………………..13
B.     Saran ………………………………………………………………   …13
Daftar Pustaka…………………………………………………………………..15
Lampira-lampiran ( Power Point )





BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk mencerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas.Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran sekin menuntut danmemperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula.
Salah salah satu dari pengembangan pembelajaran antara lain penerapan media diskusi dalam pembelajaran.
Menurut( Gustafson) bahwa cara yang terbaik untuk mendefiniskan pengembangan pembelajaran adalah proses perbaikan kualitas pembebelajaran.
Rossi dan Breidel ,(1996), mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, sperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Alat-alat tersebut kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran.
Diskusi adalah salah satu bentuk kegiatan pembahsan suatu masalah oleh beberapa orang yang dipimpin oleh seorang ketua atau pemimpin diskusi. Selain itu diskusi adalah bentuk kegiatan yang memerlukan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam karena akan mengambil kesimpulan. Dalam diskusi dituntut untuk memebrikan kesempatan untuk tukar pendapat dan juga mendorong pesertanya untuk mengerti dan m enerima gagasan orang lain
Pembelajaran adalah proses membangun pengalaman belajar siswa dengan berbagai keterampilan sehingga mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru.




B.     Rumusan Masalah
Pada makalah ini akan kami bahas :
1.  Apa pengertian media pembelajaran?
2.  Apa pengertian diskusi?
3.  Bagaimana penerapan metode diskusi dalam pembelajaran?

C.    Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana mengembangkan media dalam diskusi pada pembelajaran.

D.    Metode  Penulisan
Penulis mempergunakan metode observasi , pengalaman, dan kepustakaan. Dalam metode ini penulis membaca buku-buku dan mencari sumber dari internet yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.
















BAB   II
KAJIAN TEORI

A.    Pengertian Media Pembelajaran
            Secara istilah media berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan pada dasarnya media pembelajaran merupakan wahana dari pesan yang oleh sumber pesan (guru) ingin diteruskan pada penerima pesan (anak) atau dengan kata lain perantara yang menghubungkan/menyampaikan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Menurut Heinich, molenda dan Russell (1993) media merupakan saluran komunikasi yang merupakan perantar sumber pesan (asauce source) dengan penerima pesan (Areceiver) yang mencontohkan media ini dengan flm,TV, diagram, computer, dan lain lain dimana contoh tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran  media pembelajaran terdiri dari atas 2 unsur yaitu :
*      Unsur e  Peralatan perangkat keras
*      Unsure pesan dibawanya (meseg/software)
*      Unsure pesan adalah informasi atau bahan agar dalam tema/topik tertentu yang
akan disampaikan/dipelajari anak
*      Unsur perangkat keras adalah sarana/peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan tersebut.
Dengan demikian sesuatu baru bisa dikatakan media pembelajaran jika sudah memenuhi kedua unsur tersebut.
Rossi dan Breidel ,(1996), mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, sperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Alat-alat tersebut kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran.
B.     Diskusi
Diskusi adalah proses pelibatan dua orang atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pikiran.pendapat,dan atau saling mempertahankan pendapat. Menurut Maiyer (Depdikbud,1983:29) dalam diskusi kelompok kecil, dapat meningkatkan siswa untuk berpartisipasi dalam memecahkan masalah. Untuk itu, bilamana guru menginginkan keterlibatan anak secara maksimal dalam diskusi, maka jumlah anggota kelompok diskusi perlu diperhatikan guru.
Namun demikian pembelajaran dengan metode diskusi semacam ini keberhasilannya sangat bergantung pada anggota kelompok itu sendiri dalam memanfaatkan kesempatan untuk berpatisipasi dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan proses diskusi, peranan pemimpin diskusi sangat menentukan.
Pemimpin diskusi bertugas untuk mengklarifikasi topik yang tidak jelas. Jika diskusi tidak berjalan, pemimpin diskusi berkewajiban mengambil inisiatif dengan melontarkan ide-ide yang dapat memancing pendapat peserta diskusi. Demikian pula bila terjadi ketegangan dalam proses diskusi, tugas pemimpin diskusi adalah meredakan ketegangan. Tidak jarang pendapat-pendapat dalam diskusi menyimpang dari topik utama, karena itu pemimpin diskusi bertugas untuk mengembalikan pembicaraan kepada topik utama diskusi.
C.    Penerapan Metode Diskusi dalam Pembelajaran.
Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251). Manakala salah satu diantara siswa berbicara, maka siswa-siswa lain yang menjadi bagian dari kelompoknya aktif mendengarkan. Siapa yang berbicara terlebih dahulu dan begitu pula yang menanggapi, tidak harus diatur terlebih dahulu. Dalam berdiskusi, seringkali siswa saling menanggapi jawaban temannya atau berkomentar terhadap jawaban yang diajukan siswa lain. Demikian pula mereka kadang-kadang mengundang anggota kelompok lain untuk bicara, sebagai nara sumber. Dalam penentuan pimpinan diskusi, anggota kelompok dapat menetapkan pemimpin diskusi mereka sendiri. Sehingga melalui metode diskusi, keaktifan siswa sangat tinggi.
Mc.Keachie dan Kulik (Gage dan Berliner, 1984: 487), menyebutkan bahwa dibanding dengan metode ceramah, dalam hal retensi, proses berfikir tingkat tinggi, pengembangan sikap dan pemertahanan motivasi, lebih baik dengan metode diskusi. Hal ini disebabkan metode diskusi memberikan kesempatan anak untuk lebih aktif dan memungkinkan adanya umpan balik yang bersifat langsung.







BAB III
PEMBAHASAN
Media
            Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’, atau ’pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. AECT (Association of Education and Communication Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan utnuk menyampaikan pesan atau informasi.
Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (1987 : 234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator, media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. (Arsyad, 2003 : 3).
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6).
Media pendidikan oleh Communission on Instructional Technology (1970) diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang digunakan  untuk tujuan pembelajaran disamping guru, buku teks, dan papan tulis. Gegne (1970) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar terjadi.
Sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks akan tetapi juga mencakup alat-alat sederhana seperti: tv radio, slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, atau objek-objek nyata lainnya. Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna

Diskusi
Pemecahan Masalah sebagai Tujuan Diskusi
Pemecahan masalah merupakan tujuan utama dari diskusi (Maier, dalam Depdikbud, 1983:29). Masalah-masalah yang tepat untuk pembelajaran dengan metode diskusi adalah masalah yang menghasilkan banyak alternatif pemecahan. Dan juga masalah yang mengandung banyak variabel. Banyaknya alternatif dan atau variabel tersebut dapat memancing anak untuk berfikir. Oleh karena itu, masalah untuk diskusi yang pemecahannya tidak menuntut anak untuk berfikir, misalnya hanya menuntut anak untuk menghafal, maka masalah tersebut tidak cocok untuk didiskusikan

Penerapan Metode Diskusi Dalam Pembelajaran

Diskusi sebagai metode pembelajaran adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251). Manakala salah satu diantara siswa berbicara, maka siswa-siswa lain yang menjadi bagian dari kelompoknya aktif mendengarkan. Siapa yang berbicara terlebih dahulu dan begitu pula yang menanggapi, tidak harus diatur terlebih dahulu. Dalam berdiskusi, seringkali siswa saling menanggapi jawaban temannya atau berkomentar terhadap jawaban yang diajukan siswa lain. Demikian pula mereka kadang-kadang mengundang anggota kelompok lain untuk bicara, sebagai nara sumber. Dalam penentuan pimpinan diskusi, anggota kelompok dapat menetapkan pemimpin diskusi mereka sendiri. Sehingga melalui metode diskusi, keaktifan siswa sangat tinggi.
Mc.Keachie dan Kulik (Gage dan Berliner, 1984: 487), menyebutkan bahwa dibanding dengan metode ceramah, dalam hal retensi, proses berfikir tingkat tinggi, pengembangan sikap dan pemertahanan motivasi, lebih baik dengan metode diskusi. Hal ini disebabkan metode diskusi memberikan kesempatan anak untuk lebih aktif dan memungkinkan adanya umpan balik yang bersifat langsung.
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
Hasil-hasil penelitian tentang penggunaan metode diskusi kelompok oleh Lorge, Fox, Davitz, dan Brenner (Davies, 1984:237--239) dapat disimpulkan dalam rangkuman berikut.
a.Mengenai soal-soal yang berisiko, keputusan kelompok lebih radikal
dari pada keputusan
    perorangan.

b. Kalau ada pelbagi pendapat tentang sebuah soal yang masih baru, maka
pemecahan    
     kelompok lebih tepat daripada pemecahan perorangan; tetapi tidak selalu demikian kalau  
    soalnya biasa-biasa saja.
c. Kalau bahan persoalan bukan materi baru, dan anggota-anggota kelompok mempunyai
    keterampilan dalam memecahkan soal-soal sejenis, pemecahan kelompok lebih baik dari
    pemecahan oleh anggota masing-masing, tetapi kadang-kadang pemcahan anggota yang
    paling cerdas lebih baik lagi.

d. Kebaikan utama diskusi kelompok bukanlah pengajuan banyak pendekatan,melainkan
    penolakan terhadap pendekatan yang tidak masuk akal.  (Konklusi ini tidak berlaku untuk
    ("brain storming").

e. Yang memperoleh keuntungan dari diskusi kelompok, ialah siswa-siswa
yang lemah dalam
     pemecahan soal.

f. Superioritas kelompok merupakan fungsi dari kualitas tiap anggotakelompok. Sebuah
    kelompok dapat diharapkan memecahkan sebuah soal,kalau sekurang-kurangnya satu
    anggota dapat memecahkan soal itu secaraindividual, sekalipun ia memerlukan lebih
    banyak waktu.

g. Dalam hal waktu, metode kelompok biasanya kurang efisien. Kalau anggota-anggota
 
    saling percaya dan bekerjasama dengan baik, makakelompok dapat bekerja lebih cepat
    daripada kerja perorangan.

h. Kehadiran orang luar mempengaruhi prestasi anggota-anggota kelompok. Kalau kelompok
    itu bekerjasama secara harmonis, dan orangluar bergabung dengan kelompok, hal itu
    mempunyai pengaruh positif; kalau kerja sama itu tidak harmonis, maka kehadiran itu
    merusak, jika dia hanya bertindak sebagai pendengar saja.

i. Dengan metode diskusi perubahan sikap dapat dicapai dengan lebih
baik daripada kritik langsung untuk mengubah sikap yang diharapkan. Metode diskusi juga paling baik untuk memperkenalkan inovasi-inovasi atau perubahan.

Kalau dipakai struktur pembahasan yang cocok dengan tugas, dan cukup waktu untuk meninjau persoalan dari segala segi, serta jika anggota-anggota tidak saling mengevaluasi, maka diskusi kelompok
terbukti lebih kreatif daripada belajar perorangan. (Kondisi-kondisi ini terdapat pada "brain storming").
Bertolak dari hasil-hasil penelitian tersebut di atas menyokong asumsi bahwa keunggulan metode diskusi terletak pada efektivitasnya untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran tingkat tinggi dan tujuan pembelajaran ranah afektif (Davies, 1984: 239). Karena itu, ada tiga macam tujuan pembelajaran yang cocok melalui penggunaan metode diskusi:
(1) penguasaan bahan pelajaran, (2) pembentukkan dan modifikasi sikap, serta (3) pemecahan masalah (Gall dan Gall, dalam Depdikbud, 1983:28). Pembentukkan dan modifikasi sikap merupakan tujuan diskusi yang berorientasi pada isu yang sedang berkembang. Diskusi yang bertujuan membentuk atau memodifikasi sikap ini, dimulai dengan guru mengajukan permasalahan atau sejumlah peristiwa yang menggambarkan isu yang ada dalam masyarakat (seperti: kolusi dalam suatu lembaga, pelecehan seksual, gerakan disiplin nasional, penggusuran, dan lain sebagainya). Guru atau pimpinan kelompok selanjutnya meminta pandangan dari anggota kelompok untuk menemukan alternatif-alternatif pemecahan masalah isu tersebut. Komentar-komentar terhadap masalah atau jawaban masalah dapat diberikan anggota kelompok maupun pimpinan kelompok. Selama diskusi berlangsung, pemimpin diskusi mencoba memperoleh penajaman dan klarifikasi yang lebih baik tentang isu tersebut dengan memperkenalkan contoh-contoh yang berbeda, dan menggerakkan para anggota diskusi  Menurut Maiyer (Depdikbud,1983:29) dalam diskusi kelompok 127kecil, dapat meningkatkan siswa untuk berpartisipasi dalam memecahkan masalah. Untuk itu, bilamana guru menginginkan keterlibatan anak secara maksimal dalam diskusi, maka jumlah anggota kelompok diskusi perlu diperhatikan guru. Jumlah anggota kelompok diskusi yang mampu memaksimalkan partisipasi anggota adalah antara 3--7 anggota. Dari hasil pengamatan, kelompok diskusi yang jumlah anggotanya antara 3--7 itu saja, anggota yang diduga kurang berpartisipasi penuh berkisar 1--2 orang. Dalam
diskusi dengan jumlah anggota yang relatif kecil memungkinkan setiap anak memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi. Masalah atau isu yang dijadikan topik diskusi hendaknya yang relevan dengan minat anak. Masalah diskusi yang cocok dengan minat anak dapat mendorong keterlibatan mental dan keterlibatan emosional siswa secara optimal. Melalui penggunaan metode diskusi, siswa juga mendapat kesempatan untuk latihan keterampilan berkomunikasi dan keterampilan untuk mengembangkan strategi berfikir dalam memecahkan masalah. Namun demikian pembelajaran dengan metode diskusi semacam ini keberhasilannya sangat bergantung pada anggota kelompok itu sendiri dalam memanfaatkan
kesempatan untuk berpatisipasi dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan proses diskusi, peranan pemimpin diskusi sangat menentukan. Pemimpin diskusi bertugas untuk mengklarifikasi topik yang tidak jelas. Jika diskusi tidak berjalan, pemimpin diskusi berkewajiban mengambil inisiatif dengan melontarkan ide-ide yang dapat memancing pendapat peserta diskusi. Demikian pula bila terjadi ketegangan dalam proses diskusi, tugas pemimpin diskusi adalah meredakan ketegangan. Tidak jarang pendapat-pendapat dalam diskusi menyimpang dari topik utama, karena itu pemimpin diskusi bertugas untuk mengembalikan pembicaraan kepada topik utama diskusi. Pemilikan pengetahuan secara umum tentang masalah yang didiskusikan adalah prasyarat agar setiap peserta mampu mengemukakan pendapat. Diskusi tidak akan berhasil manakala peserta diskusi belum memiliki pengetahuan yang menjadi masalah yang didiskusikan. Dalam diskusi formal, untuk membekali pengetahuan peserta, disajikan terlebih dahulu makalah yang disusun oleh salah satu peserta diskusi.

Beberapa Jenis Diskusi :

a. Diskusi Kelompok Besar (Whole Group Discussion.
Jenis diskusi kelompok besar dilakukan dengan memandang kelas sebagai satu kelompok. Dalamdiskusi ini, guru sekaligus sebagai pemimpin diskusi. Namun begitu, siswa yang dipandang cakap, dapat saja ditugasi guru sebagai pemimpindiskusi. Dalam diskusi kelompok besar, sebagai pemimpin diskusi, guruberperan dalam memprakarsai terjadinya diskusi. Untuk itu, guru dapatmengajukan permasalahan-permasalahan serta mengklarifikasinyasehingga mendorong anak untuk mengajukan pendapat. Dalam diskusi kelompok besar, tidak semua siswa menaruh perhatian yang sama,karena itu tugas guru sebagai pemimpin diskusi untuk membangkitkanperhatian anak terhadap masalah yang sedang didiskusikan. Di sampingitu, distribusi siswa yang ingin berpendapat perlu diperhatikan. Dalamdiskusi kelompok besar, pembicaraan sering didominasi oleh anak-anak
tertentu. Akibatnya tidak semua anak berkesempatan untuk berpendapat. Untuk menghindari keadaan itu, pemimpin diskusi perlumengatur distribusi pembicaraan. Tugas terberat bagi pemimpin diskusi adalah menumbuhkan keberanian peserta untuk mengemukakan
pendapatnya. Dalam praktek, tidak sedikit anak-anak yang kurang berani berpendapat dalam berdiskusi. Terlebih bagi anak yang kurangmenguasai permasalahan yang menjadi bahan diskusi.
b. Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion)
Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri atas 4--5 orang. Tempat berdiskusi diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan mudah. Diskusi diadakan dipertengahan pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud menajamkan pemahaman kerangka pelajaran,memperjelas penguasaan bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar segenap individu membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan pelajaran, membandingkan interpretasi dan informasi yang diperoleh masing-masing individu yang dapat saling memperbaiki pengertian, persepsi, informasi, interpretasi, sehingga dapat dihindarkan kekeliruan-kekeliruan.Diskusi Panel Fungsi utama diskusi panel adalah untuk mempertahankan keuntungan diskusi kelompok dengan situasi peserta besar, dimana ukuran kelompok tidak memungkinkan partisipasi kelompok secara mutlak. Dalam artian panel memberikan pada kelompok besar keuntungan partisipasi yang dilakukan orang lain dalam situasi diskusi yang dibawakan oleh beberapa peserta yang terpilih. Peserta yang terpilih
yang
melaksanakan panel mewakili beberapa sudut pandangan yang dipertimbangkan dalam memecahkan masalah. Mereka memiliki latarbelakang pengetahuan yang memenuhi syarat untuk berperan dalam diskusi tersebut. Forum panel secara fisik dapat dihadiri audience secara lansung atau tidak langsung (melalui TV, radio, dan sebagainya).
d. Diskusi Kelompok.
Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil terdiri atas 3--6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan diskusi dengan masalah tertentu. Guru menjelaskan garis besar problemkepada kelas, ia menggambarkan aspek- aspek masalah kemudian tiap-tiap kelompok (syndicate) diberi topik masalah yang sama atau berbeda-beda selanjutnya masing-masing kelompok bertugas untuk menemukan
kesepakatan jawaban penyelesaiannya. Untuk memudahkan diskusi anak,guru dapat menyediakan reference atau sumber-sumber informasi yangrelevan. Setiap sindikat bersidang sendiri-sendiri atau membaca bahan, berdiskusi dan menysusun kesimpulan sindikat. Tiap-tiapkelompok mempresentasikan kesimpulan hasil diskusinya dalam sidangpleno untu
k didiskusikan secara klasikal.
e. Brain Storming Group.
 Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya.Hasil belajar yang diharapkan ialah agar kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan ide-ide yang yang ditemukannya dianggap benar.
f. Symposium.
Beberapa orang membahas tentang aspek dari suatu subjektertentu dan membacakan di muka peserta simposium secara singkat(5--20 menit). Kemudian dikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah dan juga dari pendengar. Bahasan dan sanggahan ituselanjutnya dirumuskan oleh panitia perumus sebagai hasil simposium.

KEGUNAAN METODE DISKUSI
Diskusi sebagai metode mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila kita (guru) hendak memberi kesempatan kepada siswa: untukmengekspresikan kemampuannya, berpikir kritis, menilai perannya dalamdiskusi, memandang masalah dari pengalaman sendiri dan pelajaran yang diperoleh di sekolah, memotivasi, dan mengkaji lebih lanjut. Melalui diskusi dapat dikembangkan keterampilan mengklarifikasi, mengklasifikasi,menyusun hipotesis, menginterpretasi, menarik kesimpulan, mengaplikasikan teori, dan mengkomunikasikan pendapat. Disamping itu, metode diskusi dapat melatih sikap anak menghargai pendapat orang lain,melatih keberanian untuk mengutarakan pendapat, mempertahankanpendapat, dan memberi rasional sehubungan dengan pendapat yang dikemukakannya.
 Prinsip Umum Penggunaan Metode Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metodediskusi, antara lain sebagai    berikut.
a. Perumusan masalah atau masalah-masalah yang didiskusikan agar
dilakukan bersama-sama
    dengan siswa.
b. Menjelaskan hakikat masalah itu disertai tujuan mengapa masalah
tersebut dipilih untuk  
     didiskusikan.
c. Pengaturan peran siswa yang meliputi pemberian tanggapan, saran, pendapat, pertanyaan,
    dan jawaban yang timbul untuk memecahkan masalah.
d. Memberitahukan tata tertib diskusi.
e. Pengarahan pembicaraan agar sesuai dengan tujuan.
f. Pemberian bimbingan siswa untuk mengambil kesimpulan.

Langkah-Langkah Pelaksanaan Diskusi Kelompok
Langkah-langkah diskusi sangat bergantung pada jenis diskusi yang
digunakan.
Hal ini dikarenakan tiap-tiap jenis memiliki karakteristik masing-masing. Seminar memiliki karakteristik yang berbeda dengan simposium,brain storming, debat, panel, sindikat group dan lain-lain. Demikian pula simposium dan yang lain-lain tersebut juga memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Akibat perbedaan karakteristik tersebut, maka langkah dan atau prosedur pelaksanaannya berbeda satu dengan yang lain. Meskipun demikian, secara umum untuk keperluan pembelajaran di kelas, langkah-langkah diskusi kelas dapat dilaksanakan dengan prosedur yang lebih sederhana. Moedjiono, dkk (1996) menyebutkan langkah-langkah umum pelaksanaan diskusi sebagai berikut ini.
a. Merumuskan masalah secara jelas
b. Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok-kelompokdiskusi, memilih
     pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor), mengaturtempat duduk, ruangan, sarana, dan
    sebagainya sesuai dengan tujuandiskusi. Tugas pimpinan diskusi antara lain: (1) mengatur
     dan mengarahkan diskusi, (2) mengatur "lalu lintas" pembicaraan.
c. Melaksanakan diskusi. Setiap anggota diskusi hendaknya tahu persis apa
yang akan
    didiskusikan dan bagaimana cara berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas,
    setiap anggota tahu bahwa mereka  mempunyai hak bicara yang sama.
d. Melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh
semua siswa, terutama
    dari kelompok lain. Guru memberi alasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut.
e. Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan
hasil diskusi dari
    tiap kelompok. Budiardjo, dkk, 1994:20--23 membuat langkah penggunaan metode diskusi
    melalui tahap-tahap berikut ini.
1. Tahap Persiapan
a. Merumuskan tujuan pembelajaran
b. Merumuskan permasalahan dengan jelas dan ringkas.
c. Mempertimbangkan karakteristik anak dengan benar.
d. Menyiapkan kerangka diskusi yang meliputi:




    (1) menentukan dan merumuskan aspek-aspek masalah,
    (2) menentukan alokasi waktu,
    (3)menuliskan garis besar bahan diskusi,
    (4) menentukan format susunantempat,
    (5)menetukan aturan main jalannya diskusi.
e. Menyiapkan fasilitas diskusi, meliputi:
    (1) menggandakan bahan diskusi,
    (2) menentukan dan mendisain tempat,
    (3) mempersiapkan alat-alat yangdibutuhkan.
2. Tahap pelaksanaan
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Menyampaikan pokok-pokok yang akan didiskusikan.
c. Menjelaskan prosedur diskusi.
d. Mengatur kelompok-kelompok diskusi
e. Melaksanakan diskusi.

3. Tahap penutup
a. Memberi kesempatan kelompok untuk melaporkan hasil.
b. Memberi kesempatan kelompok untuk menanggapi.
c. Memberikan umpan balik.
d. Menyimpulkan hasil diskusi.

Peranan Guru Sebagai Pemimpin Diskusi Untuk mempertahankan kelangsungan, kelancaran dan efektivitas diskusi, guru sebagai pemimpin diskusi memegang peranan menentukan.
(Mainuddin, Hadisusanto dan Moedjiono, 1980:8--9,)
                                            










BAB IV
PENUTUP

A.                 Kesimpulan

     Media diperlukan dalam pembelajaran,karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah komunikasi dua arah antara peserta didik.
Pembelajaran yang menggunakan media diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne dan Briggs. 1979: 251)
Dari beberapa media seperti :
1.                  Card problem
2.                  Card block
3.                  Card question
4.                  Paper panel
Dari beberapa media diatas dapat dikembangkan dengan menggunakan kemajuan
IPTEK, misalnya dengan power point. Sehingga pembelajaran lebih menarik. Diskusi sebagai metode pembelajaran adalah proses yang melibatkan dua orang atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat dan atau saling mempertahankan pendapat.

B.                 SARAN
Implementasi pengembangan media dalam diskusi pada pembelajaran  diperlukan hubungan motifasi bagi guru dan siswa. Oleh karena itu keberhasilan media pembelajaran diperlukan peran serta guru, siswa, dan sarana prasarana yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pembelajaran siswa didik.
 
KKka. Initiating, yakni menyarankan gagasan baru, atau cara baru dalam
melihkeat masalah yang sedang didiskusikan.
b. Seeking information, yakni meminta fakta yang relavan atau informasi
yang otoritarif tentang topik diskusi.
c. Giving information, yakni fakta yang relavan atau menghubungkan
 
pokok diskusi dengan pengalaman pribadi peserta.
d. Giving opinion, yakni memberi pendapat tentang pokok yang sedang
dipertimbangkan kelompok, bisa dalam bentuk menantang konsesus atau
sikap "nrimo" kelompok.
e. Clarifying,
DAFTAR  PUSTAKA



Arif, Samsudin. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo. Persada

Miarso, Yusuf Hadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana
             Prenada Media Group

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasi. Jakarta:
              Rinera Cipta

Wina, Sanjaya. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta. Kencana
            Prenada Media Group